Minggu, 18 November 2018

DRAMA KASIH IBU


باسم الله الرحمان الرحىم
SCRIPT WRITTER:
·         MEGANDINI AL-FIQRI
GENRE:
·         MELODRAMA
CAST:
·         JOHN
Suami Bella, Boss Della, dan Ayah Betta.
·         BELLA
Istri John, ibu Betta.
·         DELLA
Sekretaris John, Ibu Tiri Betta.
·         BETTA
Putri John dan Bella.


Pada jam istirahat kantor, John pergi menemui sekretarisnya Della.
(kantor)

John
: “Della, hari ini kita akan ada meeting bersama client; tolong kamu siapkan berkas-berkas yang diperlukan untuk meeting nanti!” saya tunggu kamu di lobby.
Della
: “oh, Baik pak. Saya akan mengambil file-file yang diperlukan di department official.”


Kemudian, mereka mendiskusikan asset saham perusahaan yang akan di presentasikan nanti. Namun, Della sekretarisnya tak sedikit pun menghiraukan apa yang Bos nya katakan; ia terus memandang lurus ke arah John yang sedang sibuk mengomentari berkas-berkas laporan asset perusahaan.
John
: “Della! Apakah kamu mendengar apa yang saya katakan? Hello Della! “(sambil mengibaskan tangannya kedepan mata Della)
Della
:” (terkejut) oh ia pak. Maaf, bagaimana pak?”
John
: “Bagaimana kamu ini? Dari tadi saya berbicara kamu tidak mendengarkan, dan malah melamun; ingat! Gunakanlah waktu di kantor untuk bekerja sebaik-baiknya.”
Della
: “oh, ia pak. Saya mohon maaf.”
John
: “oh ia, saya maafkan. Jangfan lupa untuk merevisi tulisan yang saya koreksi tadi. Saya ingin pulang ke rumah sekarang.”
Della
: “siap pak, Laksanakan!”

Ketika John Pulang kerumah, Della pergi ke Dukun.
Dukun
: “Apa yang kamu inginkan? “
Della
: “Saya ingin Pak John bos saya, mencintai saya.”
Dukun
: “Apakah kamu memiliki fhotonya?”
Della
: “ya, saya punya. (kemudian ia memberikan fhoto John ke dukun tersebut.)”
Dukun tersebut sibuk membaca mantra gaib sambil memegang fhoto John; kemudian ia berkata:
Dukun
: “Ia akan datang kepadamu dan mencintaimu.”
Della
: “Terima kasih pak Dukun. “(kemudian ia meninggalkan dukun tersebut dengan perasaan yang berbunga-bunga.)”
(Di Rumah John)
John
:”Assalamualaikum, Bunda! Betta!”
Betta Kecil
:”Waalaikumsalam Papa! (kemudian mencium punggung tangan Ayahnya) apakah Papa membawa hadiah untukku?”
John
: “Taraa…Surprise… (sambil menyodorkan sebuah boneka) Bunda dimana sayang?”
Betta kecil
: “wah! terimakasih Ayah, boneka nya bagus banget. Itu Bunda. (sambil menunjuk ke arah pintu).”
Bella
:” yeah, suamiku sudah datang. (membuka jas suami nya) sayang, aku udah buatin masakan special favourite kamu.
John
:”makasih sayang, kamu tau aja aku lagi laper.”
Betta Kecil
:”Bunda, aku juga mau makan!”
Bella
: “ia, ayo kita makan bareng-bareng. Sayang, jangan lupa kamu cuci tangan dulu sebelum makan. Betta sayang, mau disuapin sama mama?”
Betta Kecil
:”Ia Bunda.”


Mereka menikmati Hidangan makan malamnya. Namun, tiba-tiba 15 menit kemudian, John merasa kesakitan; ia terus memegang kepalanya ia merasa kepalanya ditikam paku yang sangat runcing.
Bella
:”sayang, kamu kenapa?”
John
:”aku tidak tahu, aku ingin pergi ke suatu tempat. Rasanya aku ingin menemui seseorang.”
Betta Kecil
:”Ayah, apakah Ayah sakit?”
Bella
:” Sayang, sebaiknya kita pergi ke rumah sakit sekarang? Ayo, sayang!
John
:”tidak, aku tidak apa-apa. (tiba-tiba John lari dan pergi keluar tanpa pamit meninggalkan Bella dan putrinya Betta.)”
Bella
:”Sayang, kamu mau kemana? Ya Tuhan, tolong jaga ia dari marabahaya.”
Betta Kecil
:”Bunda! Ayah kenapa Bunda?”
Bella
:”Kesini sayang, peluk Bunda. Gak ada apa-apa ko sayang, Betta berdoa aja sama Allah biar ayah baik-baik aja yah!”

(1 minggu kemudian)
Sudah satu minggu sejak kepergian John, ia pergi tanpa meninggalkan pesan dan kabar kepada istri dan anaknya.
Betta kecil
: “Bunda, aku kangen Ayah? Ayah kemana?”
Bella
: “(menghibur Betta) mmhh, Ayah lagi pergi ke luar kota buat beli boneka yang besaar buat Betta.”
Betta Kecil
: “Benar Bunda?” (tiba-tiba ada suara orang yang membunyikan Bell rumah) Bunda, apakah itu Ayah?”
Bella
: “ya, sepertinya itu Ayah. Bunda bukain pintu dulu yah! (ketika Bella membuka pintu ia senang karena ternyata benar itu adalah John suami yang amat ia cintai , namun kesenangan itu hanya sementara.) assalamualaikum suamiku! Sayang itu siapa?
John
: “Bella, kenalkan ini Istriku; Della. Aku datang kesini untuk mengambil Betta.”
Bella
:  “sayang, apa kamu sedang bercanda? Ini Della sekretaris di kantormu kan?
Della
: “(berkata dengan muka sinis) maaf ibu Bella, sekarang suami anda adalah milik saya. (seraya memperlihatkan cincin emas yang melingkar di jari manisnya.)”
Bella
: “John, maksud kamu apa? (berkata sambil berkaca-kaca) kamu ninggalin aku sama Betta, tiba-tiba kamu datang kesini dalam keadaan selingkuh dan mau ngambil Betta! Kamu gak punya hati John!
John
: “(tanpa menghiraukan perkataan Bella) Betta, kamu dimana sayang? Ayo ikut Ayah!”
Betta Kecil
: “Ayaah”… (Betta memeluk ayahnya)”
John
: “Ayo ikut sama Ayah yah! Kita jalan-jalan. (kemudian John menggendong Betta.)”
Bella
:”John, kamu mau bawa pergi kemana Betta-ku? (sambil terisak-isak menangis) john, dimana kamu menaruh otakmu? Aku udah gak punya siapa-siapa lagi kecuali Betta. Kamu Tega! Kamu jahat John! Jangan ambil Betta-ku! Bettta! Betta!”
Betta
:” Ayah, bunda kenapa? Ayah aku mau ikut Bunda? Bundaa…”
John
:”Della, ayo cepat kita pergi! Betta kamu diam yah.”
Bella
:” Betta…! Ya Allah apa yang sedang terjadi? Betta tunggu Bunda!”


Ketika Bella hendak menyusul Betta dan suaminya, tiba-tiba ada sebuah motor yang menabraknya di pinggir jalan. Kemudian ia tak sadarkan diri dan dibawa oleh warga sekitar ke rumah sakit dan ia mengalami geger otak ringan sehingga ia menjadi gila.

10 tahun kemudian
Pada saat itu John, Betta, dan Della tengah menikmati sarapan pagi
Betta
: “Ayah, aku ingin bertemu Bunda, aku kangen Bunda.”
John
: “sayang, kamu apa-apaan sih? Ini Bunda ada disini.”
Della
: “ia sayang, ini Bunda.”
Betta
: “bukan, kamu bukan Bunda, kamu ibu tiri jahat. Ayah, aku udah gak tahan lagi sama semua ini, aku gak tau kenapa ini bisa terjadi? Ayah udah pisahin aku sama Bunda. Selama 10 tahun ini, aku udah nahan amarah dan emosi ku tapi Ayah gak pernah sadar. (kemudian Betta pergi meninggalkan John dan Della.)”
John
: “Betta!”
Della
: “udah Mas, biarin dia pergi aja, nanti juga dia balik lagi.”
John
: “Ia sayang, Mas pergi ke kantor yah, kamu jaga diri baik-baik.”
Della
: “Ia sayang, dadah bye! (sambil melambaikan tangannya ke suaminya yang pergi di mobil.)”

Betta terus mencari Ibunya, ia pergi ke rumah asalnya yang dulu pernah ia tinggali bersama kedua orang tuanya. Disana, ia melihat seorang ibu yang sudah tak asing baginya  tengah menggendong sebuah boneka, tak banyak yang berubah, hanya saja rambutnya yang kusut tak terawat, serta garis halus di pipinya memudarkan kecantikan seorang malaikat yang ia cari bertahun-tahun lamanya.
Betta
: “Bunda…! (seraya memeluk ibu ysng tengah bermain dengan bonekanya)
Bella
: “hehehe…kamu siapa? Hehehe… jangan berisik anak ibu, Betta kecil mau tidur.”
Betta
: “Bundaa…. (sambil terisak-isak menangis) Bundaa maafin aku, aku gak pernah cari Bunda, aku gak pernah temuin Bunda. Bunda, ini aku Betta. Betta sayang Bunda. (memeluk erat ibunya.)
Bella
: “(Tiba-tiba berhenti tertawa dan menangis) apakah kamu Betta-ku? Hiks..hiks..hiks… kamu sudah besar nak!
Betta
: “Bunda…bunda ingat aku? Ia Bunda aku udah besar, Ayah gak pernah izinin aku temuin Bunda, Bunda maafin aku.”
Bella
: “Bunda sayang kamu juga. Setiap malam bunda selalu berharap akan bertemu kamu. Bunda tidak ingin pulang sebelum bertemu kamu. Kamu harus jaga diri baik-baik, jadi anak sholehah dan nurut sama ayah ya. (tiba-tiba Bella batuk mengeluarkan darah dan pingsan seketika)”
Betta
: “ Bunda…. Bunda jangan tinggalin aku, tolong…! Tolong….! Bunda lagi tidur kan? Bunda bangun! (menangis terisak-isak sambil menyentuh nadi ibunya yang sudah tak berdenyut.) Bundaaaaa….!”

Ibunya kembali menghadap Tuhan setelah bertemu dengan putri semata wayangnya. “Betta” memang; pepatah mengatakan: KASIH IBU SEPANJANG MASA, KASIH ANAK SEPANJANG GALAH.”




Tidak ada komentar:

Posting Komentar