بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ
الْقِيَامَة قا ل الله تعال فى القران الكريم اعوذ بالله من الشيطان
الرجيم بسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ وَقُلِ اعْمَلُوافَسَيَرَىاللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ
وَالْمُؤْمِنُون َوَسَتُرَدُّونَ إِلى عَالِم ِالْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِفَيُنَبِّئُكُمْ
بِمَاكُنْتُم ْتَعْمَلُون
(امابعد)
Hadirin sekalian
yang saya hormati
Bekerja merupakan bagian dari aktifitas manusia yang hidup di
dunia ini, tidak ada satupun manusia yang tidak disibukkan dengan pekerjaannya.
Namun, apakah pernah terfikir dalam hati mereka, Apa tujuan akhir daripada pekerjaan itu?
Mayoritas masyarakat hari ini bekerja dibawah tekanan pimpinan,
berlari diatas waktu, mengejar deadline tugas, fokus mengumpulkan pundi-pundi rupiah, atau bersibuk ria
menghabiskan waktu dengan hal yang sia-sia. Tak peduli bagaimana dan apa yang mereka kerjakan yang terpenting kebutuhan
duniawi terpenuhi.
Padahal apapun
yang kita kerjakan hendak orientasi nya untuk ibadah lillahi taala. Karena
segala amal ibadah kita akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT. Tidak
hanya Ibadah Ritual saja, namun segala aktifitas, dari mulai bangun tidur
hingga tidur kembali, ada dua malaikat yang senantiasa menulis amalan kita.
Soe hok gie,
seorang kritikus dan aktivis Indonesia pernah menulis dalam catatannya yang
kini menjadi sebuah buku Soe Hok Gie, Catatan seorang demonstran “ketika ku
bekerja setidaknya aku harus mendapatkan 2 hal: yang pertama; penghasilan yang
meningkat dan yang kedua pengalaman yang bertambah”. Dari catatan tersebut
dapat kita simpulkan pandangan Soe Hok Gie mengenai pekerjaan perlu adanya
progresifitas. Dari pengantar tersebut, ada judul atau tema yang ingin saya
angkat yakni mengenai; “PROGRESIF DALAM BEKERJA”
Teman teman yang saya cintai dan mencintai saya.
Perintah bekerja telah Allah wajibkan semenjak nabi pertama Adam AS hingga
nabi terakhir kita Muhammad SAW. Perintah ini tetap berlaku kepada semua orang tanpa
membeda-bedakan pangkat, status dan jabatan seseorang.
Allah SWT berfirman dalam al Qur’an:
اعوذ بالله من الشيطان الرجيم
بسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
فَإِذَاقُضِيَتِ الصَّلَاةُ
فَانْتَشِرُو افِي الْأَرْض ِوَابْتَغُوامِنْ فَضْل ِاللَّه ِوَاذْكُرُوااللَّه َكَثِيرًالَعَلَّكُم
ْتُفْلِحُونَ
Artinya: Apabila telah ditunaikan
shalat, maka bertebaranlah kamu dimuka bumi dan carilah karunia Allah
sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung. “(QS. AL- JUM’AH: 10)”
Jika kita telaah, dari sisi Qaidah Ushulul fiqhiyah dalam ayat tersebut terdapat kata kerja fiil
amr فَانْتَشِرُو maka, lafazh tersebut termasuk الامر للوجوبpetunjuk perintah
menunjukan wajib. Menurut para
ahli Ushul Fiqh melahirkan Ijab, yaitu kewajiban bekerja. Apabila dikaitkan
dengan perbuatan orang mukallaf, maka disebut dengan wujub, berarti Allah tak
segan menyuruh manusia untuk bekerja.
Kawan-kawanku sekalian
Sedangkan, jika ditinjau dari asbabul nuzul, Qurays Shihab menjelaskan
dalam tafsir al-Misbah karangan nya bahwa ayat tersebut turun untuk
menghilangkan kesan pada ayat sebelumnya bahwa perintah shalat jumat itu sehari
penuh, sebagaimana yang diwajibkan kepada orang-orang yahudi pada hari sabtu,
ayat diatas melanjutkan dengan penegasan “lalu, apabila telah ditunaikan
shalat” maka jika kamu mau, maka bertebarlah dimuka bumi untuk tujuan apapun
yang dibenarkan Allah dan carilah dengan bersungguh-sungguh sebagian dari
karunia Allah, karena karunia Allah sangat banyak. Namun, jangan sampai
kesungguhan kamu mencari kebenarannya melengahkan mu, maka berdzikirlah dari
saat ke saat supaya kamu beruntung mendapat apa yang kamu damba.
Hadirin sekalian yang saya cintai
Fyodor Dostoevsky seorang penulis Rusia pernah berkata: “Bagi saya, manusia
paling cerdas adalah mereka yang menganggap dirinya sendiri bodoh, setidaknya
sekali sebulan.” Dalam kutipan
tersebut terselubung makna untuk sering bermuhasabah diri, terkadang kita perlu
mencubit diri sendiri. Usaha apa yang telah kita lakukan selama ini? Sudahkah
kita bekerja keras untuk bekal kita kelak? Apa saja prestasi yang telah kita
torehkan selama ini? Apakah kita memiliki progresitifitas pencapaian selama
hidup? Entahlah masih banyak hal yang perlu kita renungkan.
Riset membuktikan
pada tahun 2015, Badan Pusat Statistik mencatat 400 ribu sarjana baru lulus
dari kampusnya dan berstatus pengangguran. Bahkan terdapat 7,4juta pengangguran
menyebar di Indonesia. Jadi, bagaiamana nilai ukur kita? Jangankan untuk progres
dalam bekerja, memiliki pekerjaan saja tak punya. Lalu apa yang harus kita lakukan agar selalu
progress dalam bekerja?
Prof. Ng Aik Kwang dari
University of Queensland-Australia,
dalam bukunya Why Asians are less creative than Westerns (2001) mengemukakan
beberapa solusi untuk progresitifas kerja, yakni: 1) hargai Proses (waktu) 2) geluti passion (minat bakat).
Lebih tepatnya kita
dapat menyadur hadis Rasulullah SAW. Yakni: Jagalah 5 perkara sebelum datang 5
perkara.
– waktu muda sebelum
waktu tua – waktu sehat sebelum sakit -kaya sebelum miskin – waktu luang
sebelum sempit
-Hidup sebelum mati.
Teman-temanku seperjuangan
Jangan jadikan negeri ini negeri sampah dan asbak!
Marilah kita gunakan waktu seifesien mungkin untuk bahu
membahu, ingat mengingatkan, sukses menyuskseskan, dan manfaat memanfaatkan,
Mari kita sulut semangat berkobar.
Menuju kehidupan lebih baik. Dalam hadis pun dikatakan:
“Bersemangatlah melakukan hal yang
bermanfaat untukmu dan meminta tolonglah pada Allah, serta janganlah engkau
malas” (HR. Muslim)
Teman-temanku
sekalian yang cantik dan rupawan
Dari
materi ini dapat kita simpulkan bahwa progresifitas bekerja dapat kita raih
dengan menggunakan waktu sebaik-baiknya, bekerja bersungguh atas apa yang kita
inginkan, serta meminta Ridho Allah SWT. Adapun Progressifitas pekerjaan itu
sendiri adalah pengembangan, kemajuan nalar intelektual, maupun praktis yang dapat
kita lakukan
berangsur-angsur.
Kawan-kawanku
sekalian
Sesuatu
yang baik, belum tentu benar. Sesuatu yang benar, belum tentu baik. Sesuatu
yang bagus, belum tentu berharga. Sesuatu yang berharga, belum tentu bagus.
Terimakasih
atas perhatianya, mohon
maaf atas segala kesalahan. Kebenaran
hanya milik Allah kealpaan berasal dari saya pribadi.
ربّنا
اتنا في الدنيا حسنة و فى الاخرة حسنة وقنا عذاب النار وباالله توفىق والهداىة
وا لسلام علىكم ورحمة الله وبركاتة
Tidak ada komentar:
Posting Komentar