Minggu, 18 November 2018

NASKAH MSQ


                                             
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَة قا ل الله تعال فى القران الكريم اعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ  وَقُلِ اعْمَلُوافَسَيَرَىاللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُون َوَسَتُرَدُّونَ إِلى عَالِم ِالْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِفَيُنَبِّئُكُمْ بِمَاكُنْتُم ْتَعْمَلُون
(امابعد)
Hadirin sekalian yang saya hormati
Bekerja merupakan bagian dari aktifitas manusia yang hidup di dunia ini, tidak ada satupun manusia yang tidak disibukkan dengan pekerjaannya. Namun, apakah pernah terfikir dalam hati mereka, Apa tujuan akhir daripada pekerjaan itu?
Mayoritas masyarakat hari ini bekerja dibawah tekanan pimpinan, berlari diatas waktu, mengejar deadline tugas, fokus mengumpulkan pundi-pundi rupiah, atau bersibuk ria menghabiskan waktu dengan hal yang sia-sia. Tak peduli bagaimana dan apa yang mereka kerjakan yang terpenting kebutuhan duniawi terpenuhi.
Padahal apapun yang kita kerjakan hendak orientasi nya untuk ibadah lillahi taala. Karena segala amal ibadah kita akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT. Tidak hanya Ibadah Ritual saja, namun segala aktifitas, dari mulai bangun tidur hingga tidur kembali, ada dua malaikat yang senantiasa menulis amalan kita.
Soe hok gie, seorang kritikus dan aktivis Indonesia pernah menulis dalam catatannya yang kini menjadi sebuah buku Soe Hok Gie, Catatan seorang demonstran “ketika ku bekerja setidaknya aku harus mendapatkan 2 hal: yang pertama; penghasilan yang meningkat dan yang kedua pengalaman yang bertambah”. Dari catatan tersebut dapat kita simpulkan pandangan Soe Hok Gie mengenai pekerjaan perlu adanya progresifitas. Dari pengantar tersebut, ada judul atau tema yang ingin saya angkat yakni mengenai; “PROGRESIF DALAM BEKERJA”
Teman teman yang saya cintai dan mencintai saya.
Perintah bekerja telah Allah wajibkan semenjak nabi pertama Adam AS hingga nabi terakhir kita Muhammad SAW. Perintah ini tetap berlaku kepada semua orang tanpa membeda-bedakan pangkat, status dan jabatan seseorang.
Allah SWT berfirman dalam al Qur’an:
اعوذ بالله من الشيطان الرجيم
 بسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ 
فَإِذَاقُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُو افِي الْأَرْض ِوَابْتَغُوامِنْ فَضْل ِاللَّه ِوَاذْكُرُوااللَّه َكَثِيرًالَعَلَّكُم ْتُفْلِحُونَ
Artinya:  Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu dimuka bumi dan carilah karunia Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung. “(QS. AL- JUM’AH: 10)”
Jika kita telaah, dari sisi Qaidah Ushulul fiqhiyah  dalam ayat tersebut terdapat kata kerja fiil amr فَانْتَشِرُو  maka, lafazh tersebut termasuk  الامر للوجوبpetunjuk perintah menunjukan wajib. Menurut para ahli Ushul Fiqh melahirkan Ijab, yaitu kewajiban bekerja. Apabila dikaitkan dengan perbuatan orang mukallaf, maka disebut dengan wujub, berarti Allah tak segan menyuruh manusia untuk bekerja.
Kawan-kawanku sekalian
Sedangkan, jika ditinjau dari asbabul nuzul, Qurays Shihab menjelaskan dalam tafsir al-Misbah karangan nya bahwa ayat tersebut turun untuk menghilangkan kesan pada ayat sebelumnya bahwa perintah shalat jumat itu sehari penuh, sebagaimana yang diwajibkan kepada orang-orang yahudi pada hari sabtu, ayat diatas melanjutkan dengan penegasan “lalu, apabila telah ditunaikan shalat” maka jika kamu mau, maka bertebarlah dimuka bumi untuk tujuan apapun yang dibenarkan Allah dan carilah dengan bersungguh-sungguh sebagian dari karunia Allah, karena karunia Allah sangat banyak. Namun, jangan sampai kesungguhan kamu mencari kebenarannya melengahkan mu, maka berdzikirlah dari saat ke saat supaya kamu beruntung mendapat apa yang kamu damba.
Hadirin sekalian yang saya cintai
Fyodor Dostoevsky seorang penulis Rusia pernah berkata: “Bagi saya, manusia paling cerdas adalah mereka yang menganggap dirinya sendiri bodoh, setidaknya sekali sebulan.” Dalam kutipan tersebut terselubung makna untuk sering bermuhasabah diri, terkadang kita perlu mencubit diri sendiri. Usaha apa yang telah kita lakukan selama ini? Sudahkah kita bekerja keras untuk bekal kita kelak? Apa saja prestasi yang telah kita torehkan selama ini? Apakah kita memiliki progresitifitas pencapaian selama hidup? Entahlah masih banyak hal yang perlu kita renungkan.
Riset membuktikan pada tahun 2015, Badan Pusat Statistik mencatat 400 ribu sarjana baru lulus dari kampusnya dan berstatus pengangguran. Bahkan terdapat 7,4juta pengangguran menyebar di Indonesia. Jadi, bagaiamana nilai ukur kita? Jangankan untuk progres dalam bekerja, memiliki pekerjaan saja tak punya.  Lalu apa yang harus kita lakukan agar selalu progress dalam bekerja?
Prof. Ng Aik Kwang dari University of Queensland-Australia, dalam bukunya Why Asians are less creative than Westerns (2001) mengemukakan beberapa solusi untuk progresitifas kerja, yakni: 1) hargai Proses (waktu) 2) geluti passion (minat bakat).  
Lebih tepatnya kita dapat menyadur hadis Rasulullah SAW. Yakni: Jagalah 5 perkara sebelum datang 5 perkara.
– waktu muda sebelum waktu tua – waktu sehat sebelum sakit -kaya sebelum miskin – waktu luang sebelum sempit
-Hidup sebelum mati.
Teman-temanku seperjuangan
Jangan jadikan negeri ini negeri sampah dan asbak!
Marilah kita gunakan waktu seifesien mungkin untuk bahu membahu, ingat mengingatkan, sukses menyuskseskan, dan manfaat memanfaatkan, Mari kita sulut semangat berkobar.  Menuju kehidupan lebih baik. Dalam hadis pun dikatakan:

 Bersemangatlah melakukan hal yang bermanfaat untukmu dan meminta tolonglah pada Allah, serta janganlah engkau malas” (HR. Muslim) 
Teman-temanku sekalian yang cantik dan rupawan
Dari materi ini dapat kita simpulkan bahwa progresifitas bekerja dapat kita raih dengan menggunakan waktu sebaik-baiknya, bekerja bersungguh atas apa yang kita inginkan, serta meminta Ridho Allah SWT. Adapun Progressifitas pekerjaan itu sendiri adalah pengembangan, kemajuan nalar intelektual, maupun praktis yang dapat kita lakukan berangsur-angsur.
Kawan-kawanku sekalian
Sesuatu yang baik, belum tentu benar. Sesuatu yang benar, belum tentu baik. Sesuatu yang bagus, belum tentu berharga. Sesuatu yang berharga, belum tentu bagus.
Terimakasih atas perhatianya, mohon maaf atas segala kesalahan. Kebenaran hanya milik Allah kealpaan berasal dari saya pribadi.
ربّنا اتنا في الدنيا حسنة و فى الاخرة حسنة وقنا عذاب النار وباالله توفىق والهداىة

وا لسلام علىكم ورحمة الله وبركاتة



Tidak ada komentar:

Posting Komentar